tag:blogger.com,1999:blog-83043374656689434612024-03-13T10:32:00.047-07:00kumpulan cerpen anak islamiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04298835890074447283noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-8304337465668943461.post-39737361432388065952013-01-18T17:09:00.000-08:002013-01-18T17:09:04.763-08:00Cerpen anak islami :Buah Kejujuran<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .55pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nah, <b>Cerpen anak Islami</b> kali ini berkisah tentang kejujuranseorang anak yatim piatu. <b>Cerpen anak</b> ini meraih juara harapan 1 dalam lomba menulis <b>cerpen anak</b> untuk yatim dan dhuafa yang diselenggarakan oleh Solopeduli. Cerpen anak ini dimuat dalam buku kumpulan cerpen anak Rembulan di Hati Rahmi.\ </span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-yQNSA9OZ_8w/UPnx5IbWmLI/AAAAAAAAACE/uSV5Lx0vf0M/s1600/dompet.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="http://4.bp.blogspot.com/-yQNSA9OZ_8w/UPnx5IbWmLI/AAAAAAAAACE/uSV5Lx0vf0M/s200/dompet.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh : Ratna Kushardjanti</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Yasir
masih saja memegangi lembaran-lembaran ratusan ribu rupiah dengan tangan
bergetar. Matanya membulat. Seingatnya belum pernah sebelumya ia melihat uang
sebanyak ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Sejurus
kemudian terdengar suara langkah kaki. Yasir cepat-cepat memasukkan
lembar-lembar uang itu ke dalam dompet seperti semula. Dengan sigap
disembunyikan dompet itu ke dalam tas kumalnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“Yas,
ayo main layang-layang ke tanah lapang!” Aji sepupu Yasir sudah ada di
depannya, meraih layang-layang di kolong tempat tidur. Tepatnya balai-balai
bambu tanpa kasur tempat mereka biasa tidur.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>“Ayuk!
“<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tawar Aji lagi melihat Yasir tak
bergeming. Langkahnya terhenti sejenak. Tapi kemudian ia berlari keluar sambil
menggerutu melihat saudaranya tak bereaksi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Apa
sebaiknya kuceritakan saja perihal dompet ini pada Aji ya, bisik Yasir bimbang.
Uang sebanyak ini tentu saja bisa untuk membeli sepeda baru impiannya dan
melunasi tunggakan SPP tentu saja. Sudah dua kali ia membawa surat peringatan
dari sekolah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari kecil Yasir tinggal bersama keluarga pakliknya.
Lik Wardi adalah satu-satunya saudara yang tersisa yang kini merawat dirinya. Bapak
dan ibu Yasir meninggal saat gempa bumi melanda Yogya. Mbak Romlah kakak
satu-satunya pun ikut meninggal.Rumahnya rata dengan tanah. Suatu keajaiban
Yadi yang saat itu berumur lima tahun sedang tidur pulas di atas tempat
tidur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ditemukan selamat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Ah,
mengingat bapak ibu membuat ada rasa sedih merayap di dada Yasir. Bapak yang
bijaksana. Ibu yang di tengah kesibukannya selalu menyempatkan waktu untuk bercerita
setiap kali mengantar Yasir tidur. Yasir mengusap air yang tiba-tiba<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengambang di sudut mata. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Yasir
masih ingat sebelum meninggal malamnya ibu bercerita tentang kejujuran seorang
anak penjual susu. Betapa anak tersebut mengingatkan ibunya, meyakini Allah swt
mengetahui apapun yang dilakukan manusia sekalipun khalifah tidak tahu. Ibu
juga sering sekali berpesan pada Yadi bahwa jangan sekali-kali ia mengambil
sesuatu yang bukan haknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Deg!
Dada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yasir berdesir. Ia tersentak.
Teringat kembali akan dompet itu. Tadi ia bahkan sempat berpikir akan
menyerahkan saja dompet itu pada Lik Wardi. Lumayan bisa untuk menyambung biaya
kehidupan mereka beberapa waktu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Sebetulnya
Yasir sering merasa tidak tega melihat kehidupan Lik Wardi yang susah. Usaha
tambal ban kecil-kecilan menurutnya jauh dari cukup untuk menghidupi isteri dan
tiga orang anaknya. Belum lagi keberadaan Yasir di rumah ini tentu menambah
beban pakliknya. Terkadang Yasir dan Aji sepulang sekolah menjajakan jasa
menyemir sepatu. Tapi hasilnya tidak seberapa. Sekedar mengurangi jatah makan
siang dan makan malam mereka berdua.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Keadaan itulah yang mungkin membuat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Lik
Yah isteri Lik Wardi gemar sekali mengomel sepanjang hari. Ingin rasanya Yasir
menyerahkan uang yang ada di dalam dompet ini untuk sekedar membuat Lik Yah
tersenyum. Tapi bukankah dompet ini bukan haknya? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Yasir
beristighfar. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diraihnya kembali dompet
itu dari dalam tas. Dompet yang ia temukan di tepi jalan sepulang sekolah tadi.
Mencari-cari sesuatu yang ada di dalamnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 7.1pt 35.45pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Nah,
ini dia ketemu. Sebuah KTP tampak terselip rapi. Ada nama dan alamat. Matanya
membulat,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ternyata alamatnya tidak jauh
dari kampung ini. Disambarnya sandal jepit bututnya. Yasir bergegas. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .55pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">*******</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bodoh kamu Yas, kenapa
tidak kau terima saja imbalan seratus ribu darinya. Kan lumayan bisa nraktir
kita. Sekali-kali dong kamu nraktir kita. Betul gak Dim?”celetuk Doni kepada
Dimas ketika akhirnya Yasir tak kuat menyimpan rahasia penemuan dompet itu.
Kejadian yang sudah sepekan ini ia simpan rapat-rapat. Dimas manggut-manggut
membenarkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Alaah, sok alim kamu Yas. Kenapa
kamu ga cerita ke bapak? Coba uang itu kita ambil. Kita bisa beli sepeda
polygon. Kan keren” Aji sepupunya yang sekaligus teman sekelas menimpali. Yasir
ingat beberapa waktu yang lalu ia dan Aji sempat membelai-belai sepeda polygon
yang nongkrong di <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bengkel Mas Yanto.
Selain usaha bengkel sepeda Mas Yanto juga menjual sepeda second berbagai
merek.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yasir terdiam. Sebelum ia sempat
menjawab Bima datang,memberitahukan bahwa Yasir dipanggil oleh Pak Prapto, kepala
sekolah. Dengan berdebar-debar Yasir bergegas ke ruang kepala sekolah.
Sengatnya ia tidak berbuat kesalahan. Atau jangan-jangan masalah tunggakan SPP
yang belum juga terlunasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Di ruang kepala sekolah ada seorang
laki-laki sedang berbincang renyah dengan Pak Prapto. Rasa-rasanya Yasir sudah
pernah bertemu. Ya, betul. Pak Jatmiko, pemilik dompet yang ia temukan waktu
itu. Mengapa ia kemari?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Sini duduk sini Yasir. Ini Pak
Jatmiko teman bapak kuliah dulu. Orang yang dompetnya kautemukan terjatuh di
jalan tempo hari. Beliau sangat kagum akan kejujuranmu. Uang dan kertas
berharga yang ada di dompet itu berjumlah sangat banyak dan tak ada selembarpun
yang hilang.” Kata Pak Prapto. Yasir duduk tak jauh dari Pak Prapto. Ia
menunduk kikuk. Ketika Yasir mengembalikan dompet ia ingat bahwa ia memang
menyebutkan nama sekolah ini. Ketika itu Pak Jatmiko menanyakan sekolah Yasir.
Tapi mau apa Pak Jatmiko kemari?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Dua hari yang lalu Pak Jatmiko
kemari untuk mencari tahu tentang kamu. Ia terharu karena kamu ternyata sudah
tidak punya orang tua dan hanya menumpang di rumah saudara yang kurang mampu
pula. Ketika Pak Jatmiko tahu SPPmu belum terbayar beliau telah melunasi
semuanya.” Lanjut Pak Prapto.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yasir terhenyak. Ia tak mampu
berkata-kata. Senyum penuh terima kasih ia lemparkan pada Pak Jatmiko. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Tidak hanya itu. Kalau kau mau
tinggallah bersama kami. Dua anakku kuliah di luar negeri. Isteriku sudah lama
meninggal sedangkan aku tak ingin menikah lagi. Di rumah sepi sekali. Aku ingin
kau jadi anak angkatku. Aku yang akan membiayai sekolahmu setinggi yang kau
mau. Bagaimana?” Pak Jatmiko menyambung kata-kata Pak Prapto.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yasir merasa badannya bergetar
karena terkejut dan bahagia. Beberapa hari yang lalu ia sempat mengutarakan
keinginan berhenti sekolah kepada pakliknya karena Yasir meresa kasihan kepada
pakliknya yang harus ikut membiayai sekolahnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mimpinya
menjadi ahli otomotif kembali berkibar di benaknya setelah beberapa waktu yang
lalu dicampakkan jauh-jauh. Seketika Yasir turun ke lantai, sujud syukur. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tak dihiraukan ada air menganak sungai di
pipinya. Tak dihiraukan senyum haru kedua bapak di depannya. Ia ingat Bapak,
ingat ibu, ingat Mbak Romlah. Terima kasih Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>*****<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-yQNSA9OZ_8w/UPnx5IbWmLI/AAAAAAAAACE/uSV5Lx0vf0M/s1600/dompet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-yQNSA9OZ_8w/UPnx5IbWmLI/AAAAAAAAACE/uSV5Lx0vf0M/s1600/dompet.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(Cerita ini memenangkan
lomba menulis cerita pendek untuk anak dhuafa yang diselenggarakan oleh Majalah
Hadila, Solo Peduli dan diterbitkan dalam kumpulan cerpen Rembulan di hati
Rahmi1pada Bulan Agustus 2012)<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>
<span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04298835890074447283noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8304337465668943461.post-37950104935853218762013-01-18T16:52:00.001-08:002013-01-18T16:52:15.604-08:00cerpen anak islami :Tendangan Maut<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 3;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>: Ummi Ratna</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Semua
ini berawal dari kemenangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>team futsal
SD Intis melawan SD Alkhairaat. Sungguh, seumur-umur baru kali ini team futsal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SD Intis mengantongi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kemenangan. Bukan, bukan karena<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>anak-anak SD Intis tidak tangguh. Tapi
sekolah ini merupakan sekolah baru. Level tertinggi adalah L-4 ( L four adalah
sebutan bagi anak kelas empat) yang hanya terdiri<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dari<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>enam anak. Itupun satu diantaranya perempuan. Wanda. Satu-satunya siswa
perempuan di L4 yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak tertarik
futsal sama sekali sekalipun hanya sebagai supporter. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Jadi
jika ada sekolah lain yang menantang pertandingan futsal semua siswa laki-laki
di L-4 harus ikut berpartisipasi berjuang demi sekolah. Itupun personelnya
masih kurang dan harus ditambah anak L-3 yang postur tubuh serta kelincahannya
memungkinkan untuk menjadi personel pemain futsal. Biasanya Garda dari L-3 yang
ikut bergabung. Novan dan Kayis berperan sebagai pemain cadangan. Hal yang
sebetulnya kurang sepadan karena sekolah lain seringkali mengirimkan regu yang
sudah teruji melalui seleksi ketat di sekolahnya serta rata-rata mereka sudah
duduk di bangku kelas lima.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kemenangan
regu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>futsal kali ini menjadi semacam euforia
di Intis adalah merupakan hal yang wajar. Berkali-kali bertanding dengan SD
Alkharaat mereka merasa selalu dipermalukan dengan kepahitan, yaitu kekalahan
telak. Kali ini gol dari Ayasy, Garda dan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dani seolah membayar kekalahan yang selama ini
mereka rasakan. Enam-dua cukup membuat team SD Alkhairaat gigit jari meskipun
mereka mambawa puluhan supporter dari sekolahnya. Supporter yang biasanya gegap
gempita menyambut kemenangan regunya dan seringkali menciutkan hati anak-anak
Intis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Seperti
janji Mr Bambs direktur sekolah merek jika SD Intis menang masing-masing yang
berhasil mencetak gol akan mendapatkan sepuluh ribu rupiah sedangkan pemain
lainnya mendapatkan masing-masing lima ribu rupiah. Tidak banyak memang. Hanya
sekedar motivator tapi cukup membuat senyum mereka mengembang mendapatkan
tambahan uang saku.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bagi Ayasy
masalahnya tidak sekedar uang sepuluh ribu.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Tampaknya lebih dari itu. Harga diri. Kemenangan regu SD Intis sekaligus
dia sebagai pencetak gol fantastis adalah suatu kebanggaan sendiri. Kemenangan
regu Intis yang menjadi buah bibir seluruh siswa berikut para educator.
Tendangan hebat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy yang dibubungkan
dari garis belakang yang dengan jitu langsung masuk ke gawang lawan menjadi
pembicaraan. Mr Anto sebagai pelatihnyapun tak henti memuji. Ayasy merasa
berada di atas angin. Ia seolah-olah menjadi pahlawan yang sangat berjasa
karena berhasil mengalahkan SD Alkhairaat. Timbullah sombongnya. Di hadapan
Wanda dan teman-teman di kelas lain tak henti dia bercerita tentang
kehebatannya di lapangan futsal. Dia lupa bahwa kemenangan yang dirinya adalah
kerja regu. Bukan karena kehebatan dirinya semata.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mulai hari itu Ayasy jadi merasa bahwa tendanganya sangat
hebat terbukti dengan gol yang dicetaknya tempo hari. Ia mulai banyak
bertingkah. Tidak hanya bola ia tendang. Kaleng bekas cat di halaman belakang
sekolah, tempat sampah,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahkan tempat
pensil temannya yang kebetulan tergeletak di lantai kelas tak luput dari
sasarannya. Terkadang di dalam kelas ia menendang-nendang angin bertingkah
seolah sedang di lapangan. Hal itu membuat Ms Ayun wali kelasnya jengkel bukan
kepalang. Beberapa temannya juga menggerutu akibat ulahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Ayasy, ini di kelas bukan di lapangan. Jangan main
tendang saja kamu ya” celetuk Ms Ayun ketika melihat Ayasy menendang buku
Bahasa Indonesianya sendiri yang kebetulan terjatuh dari meja. Buku tersebut
melayang-layang ke udara sebelum akhirnya jatuh tepat di atas mejanya. Ayasy
tersenyum bangga memamerkan kebolehannya kepada Wanda yang ada di depannya.
Wanda hanya mencibir. Ms Ayun geleng-geleng kepala. Hingga suatu pagi Ayasy
kena batunya....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pagi itu seperti biasanya pelajaran Qiroati. Tiap pagi di
awal hari anak-anak Intis belajar baca tulis Alqur’an sebelum opening. Semua
anak sibuk. Ada yang sedang membaca disimak oleh educator ada yang sedang
menulis, menyalin buku qiroati di hadapannya. Sebagian yang lain menyetorkan
hafalan Al Qur’annya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy juga sibuk. Tapi tidak membaca, menulis
Qiroati atau setor hafalan. Rupanya ia sedang berkhayal menjadi pemain sepak
bola ulung seperti Ronaldo. Kaki kanannya siap beraksi kembali dengan loncatan
yang dahsyat ke udara seolah-olah sedang menendang bola di lapangan. Tapi entah
bagaimana mulanya mungkin malaikat diutus Allah untuk memberikan pelajaran pada
seorang hambanya. Tendangannya melesat<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dengan cepat tepat menimpa besi penyangga meja yang kebetulan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>papannya lepas sehingga permukaannya tajam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Creesss....!” darah segar mengalir dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>punggung telapak kaki kanan Ayasy. Ayasy
meringis menahan sakit. Dengan terpincang-pincang ia menghampiri Ms Ayun yang
sedang mengecek hafalan Wanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Mis, tolong. Kakiku...” ucapnya terbata-bata. Demi
melihat darah Ayasy Mis Ayun terlonjak. Sertamerta dibawanya Ayasy ke ruang
UKS. Luka Ayasy dirawat, diberi betadin dan dibalut kasa. Ayasy merasa perih
luar biasa. Jika di rumah mungkin saja dia sudah menangis. Tapi ini di sekolah.
Dia adalah pemimpin regu futsal SD Intis. Apalagi teman-teman merubungnya,
ingin tahu apa yang sedang terjadi. Wandapun ada diantara mereka. Menangis
dihadapan mereka berarti meruntuhkan kewibawaannya, tentu saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ayasy masih saja meringis kesakitan. Tapi hari ini Ayasy
telah banyak belajar. Pertama sebagai manusia tidak selayaknya ia menyombongkan
diri ketika berhasil meraih kemenangan. Yang kedua, peringatan dari educator
hendaknya selalu diperhatikan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy
menyesali ulahnya. Dalam hati ia berjanji untuk memperbaiki sikapnya pada
masa-masa mendatang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Malik
Tidak Takut Lagi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sekolah
sudah berjalan satu bulan. Tapi seperti hari-hari yang lalu Malik masih selalu
saja memegang erat tangan Mama. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Entahlah
ia merasa sangat ngeri jika mama pergi. Malik tidak mau mama pergi. Tapi Malik
juga tetap ingin sekolah. Betapa tidak. Ketika pertama kali ia datang ke
sekolah ini diantar papa dan mamanya hatinya begitu terlonjak. Tak sabar
rasanya unuk segera masuk menjadi siswa kelas 1 di sekolah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dan
kini harapanya terkabul. Malik yang sudah terdaftar sebagai murid kelas satu di
SD Intis memulai hari-hari pertamanya di sekolah. Teman Malik banyak. Ada Nia
yang cantik, Alea yang ceria, Zaidan yang lucu, Iffah yang imut, Hafidz yang
baik dan teman yang lainnya. Mrs Usna dan Mrs Ika educator kelas 1 pun adalah
sosok yang ramah dan menyenangkan. Tapi Malik masih saja merasa takut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 3;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Tendangan Maut</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>: Ummi Ratna</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Semua
ini berawal dari kemenangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>team futsal
SD Intis melawan SD Alkhairaat. Sungguh, seumur-umur baru kali ini team futsal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SD Intis mengantongi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kemenangan. Bukan, bukan karena<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>anak-anak SD Intis tidak tangguh. Tapi
sekolah ini merupakan sekolah baru. Level tertinggi adalah L-4 ( L four adalah
sebutan bagi anak kelas empat) yang hanya terdiri<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dari<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>enam anak. Itupun satu diantaranya perempuan. Wanda. Satu-satunya siswa
perempuan di L4 yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak tertarik
futsal sama sekali sekalipun hanya sebagai supporter. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Jadi
jika ada sekolah lain yang menantang pertandingan futsal semua siswa laki-laki
di L-4 harus ikut berpartisipasi berjuang demi sekolah. Itupun personelnya
masih kurang dan harus ditambah anak L-3 yang postur tubuh serta kelincahannya
memungkinkan untuk menjadi personel pemain futsal. Biasanya Garda dari L-3 yang
ikut bergabung. Novan dan Kayis berperan sebagai pemain cadangan. Hal yang
sebetulnya kurang sepadan karena sekolah lain seringkali mengirimkan regu yang
sudah teruji melalui seleksi ketat di sekolahnya serta rata-rata mereka sudah
duduk di bangku kelas lima.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kemenangan
regu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>futsal kali ini menjadi semacam euforia
di Intis adalah merupakan hal yang wajar. Berkali-kali bertanding dengan SD
Alkharaat mereka merasa selalu dipermalukan dengan kepahitan, yaitu kekalahan
telak. Kali ini gol dari Ayasy, Garda dan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dani seolah membayar kekalahan yang selama ini
mereka rasakan. Enam-dua cukup membuat team SD Alkhairaat gigit jari meskipun
mereka mambawa puluhan supporter dari sekolahnya. Supporter yang biasanya gegap
gempita menyambut kemenangan regunya dan seringkali menciutkan hati anak-anak
Intis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Seperti
janji Mr Bambs direktur sekolah merek jika SD Intis menang masing-masing yang
berhasil mencetak gol akan mendapatkan sepuluh ribu rupiah sedangkan pemain
lainnya mendapatkan masing-masing lima ribu rupiah. Tidak banyak memang. Hanya
sekedar motivator tapi cukup membuat senyum mereka mengembang mendapatkan
tambahan uang saku.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bagi Ayasy
masalahnya tidak sekedar uang sepuluh ribu.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Tampaknya lebih dari itu. Harga diri. Kemenangan regu SD Intis sekaligus
dia sebagai pencetak gol fantastis adalah suatu kebanggaan sendiri. Kemenangan
regu Intis yang menjadi buah bibir seluruh siswa berikut para educator.
Tendangan hebat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy yang dibubungkan
dari garis belakang yang dengan jitu langsung masuk ke gawang lawan menjadi
pembicaraan. Mr Anto sebagai pelatihnyapun tak henti memuji. Ayasy merasa
berada di atas angin. Ia seolah-olah menjadi pahlawan yang sangat berjasa
karena berhasil mengalahkan SD Alkhairaat. Timbullah sombongnya. Di hadapan
Wanda dan teman-teman di kelas lain tak henti dia bercerita tentang
kehebatannya di lapangan futsal. Dia lupa bahwa kemenangan yang dirinya adalah
kerja regu. Bukan karena kehebatan dirinya semata.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mulai hari itu Ayasy jadi merasa bahwa tendanganya sangat
hebat terbukti dengan gol yang dicetaknya tempo hari. Ia mulai banyak
bertingkah. Tidak hanya bola ia tendang. Kaleng bekas cat di halaman belakang
sekolah, tempat sampah,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahkan tempat
pensil temannya yang kebetulan tergeletak di lantai kelas tak luput dari
sasarannya. Terkadang di dalam kelas ia menendang-nendang angin bertingkah
seolah sedang di lapangan. Hal itu membuat Ms Ayun wali kelasnya jengkel bukan
kepalang. Beberapa temannya juga menggerutu akibat ulahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Ayasy, ini di kelas bukan di lapangan. Jangan main
tendang saja kamu ya” celetuk Ms Ayun ketika melihat Ayasy menendang buku
Bahasa Indonesianya sendiri yang kebetulan terjatuh dari meja. Buku tersebut
melayang-layang ke udara sebelum akhirnya jatuh tepat di atas mejanya. Ayasy
tersenyum bangga memamerkan kebolehannya kepada Wanda yang ada di depannya.
Wanda hanya mencibir. Ms Ayun geleng-geleng kepala. Hingga suatu pagi Ayasy
kena batunya....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pagi itu seperti biasanya pelajaran Qiroati. Tiap pagi di
awal hari anak-anak Intis belajar baca tulis Alqur’an sebelum opening. Semua
anak sibuk. Ada yang sedang membaca disimak oleh educator ada yang sedang
menulis, menyalin buku qiroati di hadapannya. Sebagian yang lain menyetorkan
hafalan Al Qur’annya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy juga sibuk. Tapi tidak membaca, menulis
Qiroati atau setor hafalan. Rupanya ia sedang berkhayal menjadi pemain sepak
bola ulung seperti Ronaldo. Kaki kanannya siap beraksi kembali dengan loncatan
yang dahsyat ke udara seolah-olah sedang menendang bola di lapangan. Tapi entah
bagaimana mulanya mungkin malaikat diutus Allah untuk memberikan pelajaran pada
seorang hambanya. Tendangannya melesat<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dengan cepat tepat menimpa besi penyangga meja yang kebetulan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>papannya lepas sehingga permukaannya tajam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Creesss....!” darah segar mengalir dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>punggung telapak kaki kanan Ayasy. Ayasy
meringis menahan sakit. Dengan terpincang-pincang ia menghampiri Ms Ayun yang
sedang mengecek hafalan Wanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Mis, tolong. Kakiku...” ucapnya terbata-bata. Demi
melihat darah Ayasy Mis Ayun terlonjak. Sertamerta dibawanya Ayasy ke ruang
UKS. Luka Ayasy dirawat, diberi betadin dan dibalut kasa. Ayasy merasa perih
luar biasa. Jika di rumah mungkin saja dia sudah menangis. Tapi ini di sekolah.
Dia adalah pemimpin regu futsal SD Intis. Apalagi teman-teman merubungnya,
ingin tahu apa yang sedang terjadi. Wandapun ada diantara mereka. Menangis
dihadapan mereka berarti meruntuhkan kewibawaannya, tentu saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ayasy masih saja meringis kesakitan. Tapi hari ini Ayasy
telah banyak belajar. Pertama sebagai manusia tidak selayaknya ia menyombongkan
diri ketika berhasil meraih kemenangan. Yang kedua, peringatan dari educator
hendaknya selalu diperhatikan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayasy
menyesali ulahnya. Dalam hati ia berjanji untuk memperbaiki sikapnya pada
masa-masa mendatang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Malik
Tidak Takut Lagi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sekolah
sudah berjalan satu bulan. Tapi seperti hari-hari yang lalu Malik masih selalu
saja memegang erat tangan Mama. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Entahlah
ia merasa sangat ngeri jika mama pergi. Malik tidak mau mama pergi. Tapi Malik
juga tetap ingin sekolah. Betapa tidak. Ketika pertama kali ia datang ke
sekolah ini diantar papa dan mamanya hatinya begitu terlonjak. Tak sabar
rasanya unuk segera masuk menjadi siswa kelas 1 di sekolah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dan
kini harapanya terkabul. Malik yang sudah terdaftar sebagai murid kelas satu di
SD Intis memulai hari-hari pertamanya di sekolah. Teman Malik banyak. Ada Nia
yang cantik, Alea yang ceria, Zaidan yang lucu, Iffah yang imut, Hafidz yang
baik dan teman yang lainnya. Mrs Usna dan Mrs Ika educator kelas 1 pun adalah
sosok yang ramah dan menyenangkan. Tapi Malik masih saja merasa takut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04298835890074447283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8304337465668943461.post-38523787703146895862013-01-18T16:13:00.001-08:002013-01-18T16:13:07.352-08:00cerpen anak islami : KEGIGIHAN SIWI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a class="blogg-button" href="http://ratnakushardjanti.blogspot.com/" role="button" target="_blank">
</a><br />
<div class="MsoNormal">
Assalamualaykum! Wahai ayah bunda penggemar <b>cerpen anak Islam</b>i. Sepertinya inilah yang dicari. <b>Cerpen anak</b> <b>islam</b> yang kami suguhkan di blog ini semoga mampu menjadi sumber bacaan yang bermanfaat bagi putera-puteri ayah bunda</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 3;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Oleh : Ratna Kushardjanti AP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Siwi baru saja selesai
membereskan bukunya di teras belakang ketika Prita menghampiri.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Sudah
mengerjakan PR Matematika Siwi?” tanya Prita. Sepertinya Siwi tahu kemana arah
pertanyaan Prita. Prita yang malas mengerjakan PR selalu menodong Siwi agar
menyerahkan pekerjaannya untuk dicontek.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Coba
kaukerjakan sendiri dulu, Prita. Nanti kalau ada yang tidak bisa biar kubantu
menjelaskan” ujar Siwi lembut. Ia tak ingin membuat tersinggung gadis di
hadapannya. Tapi Siwi juga ingin menyadarkan Prita bahwa apa yang sering
dilakukannya adalah keliru dan jusru merugikan diri sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Huh,
pelit! Anak pembantu saja banyak tingkah. “ gerutu Prita kesal. Sejak Mak Sari
diminta oleh mama Prita tinggal di rumahnya dan membawa anaknya yang tak lain
adalah Siwi teman sekelasnya, Prita memang selalu memanfaatkan kepandaian gadis
itu. Tak jarang ia meminta Siwi mengerjakan berbagai tugas dari sekolah yang
seharusnya ia selesaikan sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Siwi memang termasuk murid yang rajin dan
pandai di kelasnya. Setiap kenaikan kelas ia tak pernah keluar dari rangking
tiga besar. Itulah yang sebetulnya diam-diam membuat Prita merasa iri.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebetulnya
Siwi sendiri sering merasa risih dengan sikap Prita. Tapi selama ini ia
seringkali tidak kuasa menolak keinginan Prita mengingat kebaikan keluarga
Prita terhadap Mak Sari, emaknya Siwi. Mereka banyak berhutang budi terhadap
Pak Yudi dan Bu Yudi, orang tua Prita. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sepeninggal
bapak enam bulan yang lalu, Bu Yudi meminta agar Mak Sari dan Siwi mau tinggal
di rumahnya. Biaya kontrakan rumah yang terus naik ditambah kondisi keuangan
yang tidak memungkinkan membuat Mak Sari tak kuasa menolak kebaikan Bu Yudi.
Mak Sari sendiri sudah bertahun-tahun bekerja di rumah Bu Yudi. Tapi sebelumnya
ia pulang ke rumah di sore hari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk
mengurus keluarganya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Cobalah
dulu, Prit. Ini demi kebaikanmu agar kau juga paham” ujar Siwi lagi.
Digenggamnya dengan erat buku matematika di tangannya. Tak sekali dua Prita
main rebut ketika Siwi tidak mengijinkan Prita mencontek pekerjaannya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Sudah,
jangan sok!” dengan ketus Prita menimpali. Tangannya berusaha menggapai buku
Siwi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Prita,
jaga sikapmu nak. Benar apa kata Siwi. Kamu sebaiknya mengerjakan sendiri PR mu.
Bukankah Siwi selalu menawarkan bantuan ketika kamu bertanya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Seharusnya kamu malu, Prita” tiba-tiba muncul
Bu Yudi muncul dari ruang makan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Mama
kok membela dia sih?” Prita melotot ke arah Siwi sebelum dengan kasar ia
berlari ke arah kamarnya dan menutup pintu dengan hentakan yang keras. Tak
dihiraukan mamanya memanggilnya. Omelan panjang terdengar dari arah kamar Prita
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>membuat Siwi harus menarik nafas
panjang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Siwi
beringsut masuk ke dalam kamar tempat Siwi dan emaknya tidur. Emaknya tidak ada
di kamar. Sepertinya ia masih mencuci piring bekas makan malam. Siwi ingin
membantu emaknya. Niat itu diurungkan. Suasana hatinya sedang gundah. Jika
terjadi pertengkaran antara Siwi dan Prita emak selalu menyalahkan Siwi,
meminta Siwi mengalah dan meminta maaf. Tapi bukankan siwi tidak bersalah? Siwi
mengusap air yang menggenang di sudut matanya dengan jemari.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Siwi
anak pembantu! Coba kalau gak dipungut mamaku sudah jadi gelandangan tuh anak!
Ga tahu balas budi! Anak gembel belagu! Kata-kata pedas Prita masih terngiang-ngiang
di telinga Siwi. Tidak di rumah tidak di sekolah. Kenapa Prita sering sekali
memaki-makinya. Siwi menghela nafas sedih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tiba-tiba
ia teringat bapak. Bapak yang selalu membelanya ketika Siwi kecil diejek oleh
teman-temannya. Bapak yang selalu menghiburnya dengan kata-kata yang sejuk
ketika ia sedang sedih. Bapak yang meninggal karena tidak menghiraukan
sakitnya, tetap mengayuh becaknya demi melunasi tagihan SPP Siwi dan demi
tanggung jawabnya terhadap keluarga. Bapak yang akhirnya meninggal karenanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kau
anak hebat Siwi! Anak sabar disayang Allah! Kita memang miskin harta tapi harus
kaya iman dan ilmu. Gantungkan impianmu setinggi bintang di langit. Yakinlah
kau pasti mampu meraihnya meski semua orang mencibirmu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Malam
ini Siwi merasa seolah-olah bapak hadir di hadapannya. Dekat sekali,
menyejukkan hatinya dengan kata-kata yang sering didengar. Dulu kata-kata itu
sering diucapkan bapak. Tiba-tiba Siwi merasa rindu kepada bapak. Sejurus
kemudian Siwi mendoakan bapak sebelum akhirnya ia terlelap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 5;"> </span>*****</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Siwi terperangah. Air matanya
mengambang di pelupuk mata. Tangannya sibuk menggerakkan mouse . Sesekali ia
menyeka keringat di dahinya. Filenya hilang. Tulisannya hilang. Tulisan yang ia
kerjakan berhari-hari untuk mengikuti lomba menulis karya tulis tingkat
propinsi lenyap. Padahal batas akhir pengumpulan naskah lomba tinggal besok
pagi. Siwi tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Note book mungil yang dipinjamkan
Pak<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yudi untuk mengerjakan tulisannya
masih berkedip-kedip di hadapannya. Jangan-jangan ini ulah Prita?<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bukankah tadi malam Prita sempat meminjam
sebentar untuk mengerjakan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tugas
biologi? Menurut pengakuan Prita notebooknya sedang eror. Ah, jangan su’udzon.
Cepat-cepat dibuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Tapi sekarang harus
bagaimana? Apakah ia akan urung mengikuti lomba? Tapi bukankah di lomba kali
ini ia diutus sebagai duta dari kotanya untuk maju ke tingkat provinsi.Apa
komentar Pak Burhan guru pembimbingnya di seolah jika Siwi batal mengikuti
lomba?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ya,
beberapa bulan lalu Siwi sebagai perwakilan dari sekolah telah mampu
memenangkan lomba karya tulis tingkat kota. Siwi telah berhasil mengalahkan
pesaing-pesaingnya dari SMP lain. Betapa tiap hari ia harus pulang sore<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk mengerjakan karyanya di sekolah dengan
menggunakan komputer sekolah. Kali ini Pak Yudi yang merasa kasihan kapada Siwi
berkenan meminjamkan sebuah notebook yang bisa digunakan lebih fleksibel. Ia
boleh membawanya ke kamar untuk menyelesaikan naskah lomba. Tapi naskah yang sudah
siap itu kini lenyap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Siwi menggaruk-garuk kepalanya yang
tidak gatal. Bagaimana ini bisa terjadi? Mungkin ia telah salah memencet tombol
sehingga terdelete. Ah, rasa-rasanya tidak. Hampir putus asa hatinya.
Diseretnya langkah kakinya ke kamar mandi untuk berwudhu. Ahad pagi yang cerah
ini ia lupa belum menunaikan sholat dhuha. Ia ingin membawa kegundahannya.
Mengadu pada yang Maha Kuasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>******</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SMPNegeri 1 heboh. Semua orang membicarakan
gadis manis<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>anak kelas 2B yang
memenangkan juara menulis karya tulis tingkat provinsi. Gadis yatim yang selalu
berjilbab rapi dan bersikap santun mendapat penghargaan dari bapak gubernur.
Hadiah uang yang diterimanya telah memberangkatkan umroh Mak Sari, emaknya
tercinta. Mak Sari tak kuasa menahan kebahagian dan keharuannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pritapun telah mengakui kesalahannya.
Diam-diam ia mengagumi kegigihan Siwi, teman yang sering ia ejek dengan sebutan
anak pembantu. Ternyata Prita harus mengakui kehebatan Siwi dibanding dirinya.
Prita merasa malu dan menyesal. Ia meminta maaf pada Siwi. Ternyata betul, ia
yang telah menghapus file Siwi tempo hari. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>******</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selepas sholat dhuha pagi itu Siwi kembali
masuk kamar. Dengan sekuat tenaga dikumpulkannya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>segala pikirannya untuk menulis ulang apa
yang sudah ia tulis hari sebelumnya. Ia dengan sangat meminta ijin emak untuk
tidak membantu emak hari itu. Konsentrasi menyelesaikan naskah lombanya.
Berhenti hanya ketika ia merasa perlu. Sholat dan mandi misalnya. Tak lupa
setiap usai sholat ia memohon petunjuk dan kekuatan pada yang kuasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Akhirnya Senin pagi naskah itu selesai.
Diedit seperlunya dan kemudian diserahkan panitia lomba. Siwi, anak Mak Sari
telah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyempurnakan semua ikhtiarnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setelah kejadian itu kini Siwi semakin
murah senyum. Disampingnya selalu ada sahabat yang setia menemaninya. Prita.
Mereka sering terlihat belajar dan bermain bersama-sama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>************</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
(Cerita
ini masuk dalam nominasi lomba menulis cerita pendek untuk anak yang
diselenggarakan Majalah Hadila. dimuat dalam kumpulan cerpen Purnama di
hati Rahmi Agustus 2012)
<br />
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 297.7pt;">
<br /></div>
<br />
<br />
<a class="blogg-button" href="http://ratnakushardjanti.blogspot.com/" role="button" target="_blank"> </a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04298835890074447283noreply@blogger.com0